Monday 7 October 2013

GURUKU PAHLAWANKU

Disusun Oleh : Leonicha Parahita S.P. NIM : 11.xxx


Andai kata matahari tiada
Dunia akan beku dan bisu
pelangi tiada akan pernah terpancar
kehidupan tiada akan pernah terlaksana
Disaat titik kegalauan menghampiri
Terlihat setitik cahaya yang kami cari
Yang nampak dari sudut-sudut bibirmu
Dan gerak-gerik tubuhmu
Engkau sinari jalan-jalan kami yang buntu
Yang hampir menjerumuskan masa sepan kami
Engkau terangi kami dengan lentera ilmu mu
Yang tiada akan pernah sirna di terpa angin usia

Guru........
Engkau pahlawan yang tak pernah mengharapkan balasan
Disaat kami tak mendengarkan mu
Engkau tak pernah mengeluh dan menyerah
Untuk mendidik kami
Darimu kami mengenal banyak hal
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus di lukis
Juga tentang kata yang harus dibaca
Engkau membuat hidup kami berarti

Guru......
Tiada kata yang pantas kami ucapkan
Selain terimakasih atas semua jasa-jasa mu
Maafkan kami bila telah membuatmu kecewa
Jasa-jasa mu akan kami semat abadi sepanjang hidup kami
Terimakasih guruku, engkau pahlawan ku

BALADA PEL*CUR TUA

Disusun Oleh : Marhaeni N.S. Nim : 11.xxx

Ada perempuan yang tak muda lagi
punggungnya bersandar di sebongkah sofa biru
dipakainya rambut palsu terpoles warna kuning padi
berkilau cemerlang diterpa cahaya lampu

Bibir merah hasil goresan gincu murahan
gaun panjang terjuntai luruh menyentuh lantai
dadanya menyembul separuh tertutup kain sebagian
dibalik taburan bedak putih menyamar legam kulitnya

Wajah nan sayu diperagakan meraih simpati tamu
sesekali disibak rambutnya yang panjang
seraya melirik seorang lelaki di sudut ruang
berharap dia kan datang mengajaknya berkencan
Tak mampu bersembunyi dibalik rasa iri
tatkala lelaki itu menghampiri temannya yang muda
menahan gundah hati mencoba menenangkan diri
seketika tatap matanya tertunduk kebawah meja

Detik waktu trus berjalan mengiringi langkahnya pulang
malam berlalu sendiri tanpa satupun menemani
untuk kesekian kalinya tak bawa uang
sepanjang jalan airmatanya terbuang

Dalam setiap hentak langkahnya merenungi nasib
betapa hinanya bergaul malam dengan aib
disaat usianya sudah menjelang senja
perempuan itupun baru menyadarinya

Usaha berjualan tubuh tak laku lagi
tergilas persaingan teman sendiri
berbagai cara dilakukannya
percuma saja tubuhnya sudah tua

Perempuan itu rebah diatas ranjang kayu
didalam sebuah bilik sederhana nan usang
dicekam kepedihan bercampur rindu
teringat buah hatinya yang semata wayang

Diraih sebuah gambar anaknya yang tertinggal didesa
terselip disela sela baju dibalik pintu almari
dipandanginya gambar itu dengan mata berkaca kaca
bergumam lirih dari bibirnya,” nak, ibu sudah tak tahan lagi..”

Seketika airmatanya mengucur deras
bersama isak tangis yang mengiris hati
terduduk, terkulai lemas diatas ranjang
menyesali diri berniat besok pagi akan pulang

Sebaris doa yang lama tak terucap
kini dia berusaha mengingatnya
bibirnya bergetar saat berkata
“Tuhan ampuni aku, atas segala dosa dosaku "

Thursday 26 September 2013

PENGABDIAN

Disusun Oleh : Nuning Supriyanti NIM : 11.030

Setiap detik aku disini
Berpijak didunia kesehatan ini
Memberi hati untuk jiwa yang tersakiti
Agar mereka merasa disayangi

Setiap menit aku selalu disisi
Memberikan kasih tanpa diminta
Hanya jiwa ini yang sanggup ku beri
Hingga berhenti nafas ini

Aku mengabdi untuk pekerjaan ini
Memberi pelayanan tiada henti
Hanya perawat sejati yang mampu memberi
Tanpa harus merasa dibebani

KETULUSAN HATI


Disusun Oleh : Isma Umi Maftukhah NIM : 11.020

Selalu ada tanpa diminta
Selalu memberi tanpa diingini
Mengobati yang tersakiti
dan menolong tiada henti

Dari pagi hingga malam hari
Tugasku seperti ini
Merawat yang terkasihi

Ikhlas selalu mengiringi
Pelayanan terbaik yang harus diberi
Tanpa mengharap balas budi
Engkau tersenyum damai dihati
Karena kami perawat sejati

Saturday 4 May 2013

ANGAN DAN MIMPI

Disusun Oleh : Urip Nur Azizah NIM : 11.096

Menyusuri lautan tak bertepi
Merajut butiran angan menjadi mimpi
Bersamamu adalah hal yg pernah ku alami
Tapi memilikimu adalah hal yg tak pasti
Saat ku coba menepi
Melewati ribuan sedih yg pulang pergi
Ketika sapa menggema lagi
Mungkin itu keinginan hati
Tapi, saat mencoba pergi
Aku tertahan dalam seberkas mimpi ini lagi
Rasa ini tak bisa aku dustai
Cinta ini tak bisa bersembunyi
Aku masih terjebak disini
Di dalam cinta yg tak ingin ku kotori
Bila rasa ini tak jua menepi
Biarlah ku sendiri berteman sepi
Biarlah rasa ini hanya sebatas mimpi
Mimpi, mimpi & mimpi

MIMPI


Disusun Oleh : Siti Rochana NIM : 11.091

Engkau merupakan salah satu cita-cita ku...
Engkau adalah semangat bagaiku untuk meraih sukses...
Engkau laksana teman yang menemani tidurku...
Ohhh mimpii....
Aku selalu membawa mu dalam tidurku...
Kau hadir berupa mimpi indah, yang menyenangkan hatii..
Tapi juga kau hadir dalam mimpi yang buruk...
Oooh mimpi.....
Bagai manapun kau selalu hadir dalam tidurku...
Dan kau laksana bunga tidurku...

Friday 3 May 2013

PERAWAT MULIA

Disusun Oleh : Ratna Pratiwi NIM : 11.035

Begitu suci pengabdianmu
Begitu mulya tugasmu
sesuci dan seputih seragammu
Kau bagaikan kapas suci
Kau tebarkan senyum tulus dari hati
Dibalik kesedihan dan kebahagiaanmu
Kau merawat setiap insan yang sakit
Kau buat mereka tak putus asa
Perawat Mulia...............
Kau rawat insan pagi dan petang
Kau kesampingkan keluargamu
Kau berikan jasamu
Meski sedikit harapan kehidupan insan
Perawat Mulia...
Kau bagai malaikat insan
Dengan iklas kau merawat insan
Hanya pujian kata yang pantas
Dan hanya Tuhan yang mampu membalas